Minggu, 10 November 2013
Browse »
home»
banyak
»
beda
»
kurang
»
lebih
»
sama
»
sedikit
»
Kurang Lebih Sama Sedikit Banyak Beda
Kurang Lebih Sama Sedikit Banyak Beda
Mungkin harus terlebih dulu diingatkan, bahwa kegelisahan (pribadi) ini, tidak ada hubungannya dengan peristiwa Manohara di kerajaan Kelantan Malaysia sana. Walaupun secara pribadi, dengan tidak mencampur adukkan masalah yang tidak saya ketahui, tetap saya ikut prihatin untuk mereka yang merasa kehilangan. Berhubung secara pribadi saya tidak pernah mengenalnya, bahkan lewat mimpi sekalipun, maka siaran infotainment di televisi beberapa minggu yang lalu hanya membuat saya merasa terganggu. Bagaimana tidak?, waktu siar yang seharusnya bisa digunakan untuk memberitakan musibah bencana alam dengan ratusan bahkan ribuan korban di dekat kita harus terpotong dengan berita (musibah bencana alam) dengan korban 1 orang. betapa?..
Tapi sekali lagi, tidak ada yang pribadi antara saya dan Manohara tentunya ^_^ sampai-sampai harus saya lamunkan. Tapi setidaknya satu kata terlintas (lagi) di kepala. Malaysia. Negeri (bukan) kepulauan yang sayapun sempat mengira bahwa mereka benar-benar serumpun dengan kita, yang INDON ini, walau sebenarnya akan sangat membahagiakan jika ternyata mereka sang MALON ini tidak pernah serumpun dengan kita.
Terlalu menghabiskan energi jika harus merunut satu persatu hal yang membuat kenapa saya (personally) hari ini, sampai-sampai harus menuliskan status facebook dengan "MALAYSIA SUCKS". Kawan-kawan tentu mengerti permasalahan-permasalahan ini. Akan lebih banyak berguna jika saya dan kita semua, tidak termasuk Malaysia, sama-sama membenahi diri kita terlebih dulu.
Malaysia (atau lebih tepatnya orang malaysia) memang patut dibenci atas usahanya memperkaya budaya dengan mengaklamasi yang bukan miliknya. Tapi kitapun harus membenci diri sendiri karena tidak dengan sekuat tenaga menjaga sesuatu yang ternyata akan sangat berharga jika hilang.
Malaysia (atau lebih tepatnya orang malaysia) memang patut dibenci atas kebanggaannya mempekerjakan lebih dari 20% tenaga kerjanya dengan tenaga kerja kita. Tapi kitapun harus membenci diri sendiri karena tidak dengan baik mengelola lapangan pekerjaan untuk sekedar mencari penghasilan yang cukup untuk makan sehari-hari.
Malaysia (atau lebih tepatnya orang malaysia) memang patut dibenci atas kelihaiannya mempesona dunia dengan mengakui satu wilayah yang benar-benar bukan miliknya. Tapi kitapun harus membenci diri sendiri karena tidak dengan rasa kebangsaan merangkul seluruh wilayah negara ini dengan adil.
Malaysia (atau lebih tepatnya orang malaysia) memang patut dibenci atas tingginya sikap rasis mereka terhadap pekerja-pekerja Indonesia disana. Tapi kitapun harus membenci diri sendiri karena tidak dengan segera menindaklanjuti seriap permasalahan warga negaranya yang jauh dari perlindungan hukum di negerinya.
Malaysia (atau lebih tepatnya orang malaysia) memang patut dibenci atas munculnya beberapa tulisan seperti di http://ihateindon.blogspot.com/ . Tapi kitapun harus membenci diri sendiri karena mengijinkan siaran tv swasta menayangkan acara-acara "jalan-jalan" ke negara itu (dengan host berdialek kebarat-baratan padahal jelas sekali ia keturunan pribumi), dibandingkan "jalan-jalan" di negeri sendiri.
Malaysia (atau lebih tepatnya orang malaysia) memang patut dibenci atas usahanya memindahkan pohon-pohon kita di kalimantan seenaknya. Tapi kitapun harus membenci diri sendiri karena tidak menyiapkan penjaga hutan disana supaya membekali diri dengan moral anti korupsi.
Malaysia (atau lebih tepatnya orang malaysia) memang patut dibenci atas kemampuan terbaik "habis manis sepah dibuang"nya, karena guru-guru kita yang dikirim ke Malaysia dulu kini tinggal cerita sejarah menyakitkan. Tapi kitapun harus membenci diri sendiri karena sempat membiarkan guru-guru itu hidup dengan segala kesulitan ekonomi.
Jika sudah begini maka dengan modal apa saya harus marah-marah dan mencak-mencak atas kelakuan mereka.
Kita dan mereka "kurang lebih sama, sedikit banyak beda".
Ditulis untuk pengingat diri sendiri, jika suatu hari memang harus berada di negeri yang bukan tempat lahir.
Tapi sekali lagi, tidak ada yang pribadi antara saya dan Manohara tentunya ^_^ sampai-sampai harus saya lamunkan. Tapi setidaknya satu kata terlintas (lagi) di kepala. Malaysia. Negeri (bukan) kepulauan yang sayapun sempat mengira bahwa mereka benar-benar serumpun dengan kita, yang INDON ini, walau sebenarnya akan sangat membahagiakan jika ternyata mereka sang MALON ini tidak pernah serumpun dengan kita.
Terlalu menghabiskan energi jika harus merunut satu persatu hal yang membuat kenapa saya (personally) hari ini, sampai-sampai harus menuliskan status facebook dengan "MALAYSIA SUCKS". Kawan-kawan tentu mengerti permasalahan-permasalahan ini. Akan lebih banyak berguna jika saya dan kita semua, tidak termasuk Malaysia, sama-sama membenahi diri kita terlebih dulu.
Malaysia (atau lebih tepatnya orang malaysia) memang patut dibenci atas usahanya memperkaya budaya dengan mengaklamasi yang bukan miliknya. Tapi kitapun harus membenci diri sendiri karena tidak dengan sekuat tenaga menjaga sesuatu yang ternyata akan sangat berharga jika hilang.
Malaysia (atau lebih tepatnya orang malaysia) memang patut dibenci atas kebanggaannya mempekerjakan lebih dari 20% tenaga kerjanya dengan tenaga kerja kita. Tapi kitapun harus membenci diri sendiri karena tidak dengan baik mengelola lapangan pekerjaan untuk sekedar mencari penghasilan yang cukup untuk makan sehari-hari.
Malaysia (atau lebih tepatnya orang malaysia) memang patut dibenci atas kelihaiannya mempesona dunia dengan mengakui satu wilayah yang benar-benar bukan miliknya. Tapi kitapun harus membenci diri sendiri karena tidak dengan rasa kebangsaan merangkul seluruh wilayah negara ini dengan adil.
Malaysia (atau lebih tepatnya orang malaysia) memang patut dibenci atas tingginya sikap rasis mereka terhadap pekerja-pekerja Indonesia disana. Tapi kitapun harus membenci diri sendiri karena tidak dengan segera menindaklanjuti seriap permasalahan warga negaranya yang jauh dari perlindungan hukum di negerinya.
Malaysia (atau lebih tepatnya orang malaysia) memang patut dibenci atas munculnya beberapa tulisan seperti di http://ihateindon.blogspot.com/ . Tapi kitapun harus membenci diri sendiri karena mengijinkan siaran tv swasta menayangkan acara-acara "jalan-jalan" ke negara itu (dengan host berdialek kebarat-baratan padahal jelas sekali ia keturunan pribumi), dibandingkan "jalan-jalan" di negeri sendiri.
Malaysia (atau lebih tepatnya orang malaysia) memang patut dibenci atas usahanya memindahkan pohon-pohon kita di kalimantan seenaknya. Tapi kitapun harus membenci diri sendiri karena tidak menyiapkan penjaga hutan disana supaya membekali diri dengan moral anti korupsi.
Malaysia (atau lebih tepatnya orang malaysia) memang patut dibenci atas kemampuan terbaik "habis manis sepah dibuang"nya, karena guru-guru kita yang dikirim ke Malaysia dulu kini tinggal cerita sejarah menyakitkan. Tapi kitapun harus membenci diri sendiri karena sempat membiarkan guru-guru itu hidup dengan segala kesulitan ekonomi.
Jika sudah begini maka dengan modal apa saya harus marah-marah dan mencak-mencak atas kelakuan mereka.
Kita dan mereka "kurang lebih sama, sedikit banyak beda".
Ditulis untuk pengingat diri sendiri, jika suatu hari memang harus berada di negeri yang bukan tempat lahir.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar